Apakah anda penasaran dengan judul tulisan ini? Cinta mati? Apakah maksudnya anda harus atau jatuh cinta lagi untuk menulis sebuah postingan ?
Semua pertanyaan tersebut akan terjawab jika anda tidak membaca tulisan ini.
Tapi adalah dengan memahaminya.
Pernahkah anda merasa marah ketika membaca sebuah tulisan?
Atau merasa terharu, sedih atau mungkin menangis?
Apa sesungguhnya yang terjadi?
Apakah tulisan itu begitu luar biasa?
Lalu apa?
Sekarang ingatlah ketika anda berbicara dengan marah-marah bahkan sampai naik pitam pada seseorang. Sehingga anda melihat orang tersebut juga terbawa arus oleh kemarahan anda. Atau ingatlah ketika seseorang tempat anda mencurahkan isi hati anda menjadi sedih dan tiba-tiba menjadi rela berkorban untuk anda. Bahkan mungkin bisa lebih dari itu.
Nah, kenapa hal itu bisa terjadi?
Jawabannya adalah karena anda berbicara apa adanya dengan segala yang anda rasakan. Karena anda tidak sedang berpura-pura. Sehingga apa yang anda raskan juga menular pada perasaan orang yang mendengarkannya.
Jika hati yang berkata maka hati juga yang akan menjawab !
Nah, demikian juga halnya dengan menulis.
Prinsipnya sangat sederhana :
Apa yang anda rasakan saat menulis,
itulah yang akan dirasakan oleh yang pengunjung
- Jika anda menulis dengan rasa percaya diri maka pengunjung juga akan merasakan wibawa dan pancaran kharisma dari tulisan anda
- Jika anda menulis dengan perasaan ragu-ragu maka pengunjung juga akan merasakan hal yang sama. Mereka juga akan meragukan tulisan anda. "Apa ini yang sampean tulis?"
- Jika saat anda menulis dengan penuh semangat bahkan mungkin juga berapi-api, maka pengunjung juga akan merasakan geliat kata-kata anda. Kata-kata anda juga akan membakar semangat pengunjung. Serasa mereka ingin berlari dan melompat setelah membaca tulisan anda
- Jika anda merasa geram dan marah saat menulis, maka pengunjung anda juga akan merasakan hal yanga sama. Meraka juga akan merasakan suasana kata-kata anda penuh kemarahan
- Jika ketika menulis anda merasa sedih maka pengunjung juga akan merasakan kesedihan yang anda rasakan. Meraka akan merasa terharu dan serasa ingin membantu anda
- Jika anda menulis dengan perasaan sedih yang mendalam, atau mungkin juga sedang menangis, maka biasanya pengunjung juga akan bisa menangis sehabis membaca tulisan anda, walaupun anda tidak melihatnya, tapi di luar dugaan anda, jangan-jangan keyboardnya sudah digenangi oleh air matanya
Tapi kenapa hal itu tidak terjadi pada tulisan anda? Anda sudah bersemangat, marah, sedih, terharu, dan sebagainya, tapi kenapa tulisan anda tidak memberi bekas apa-apa di hati pengunjung?
Jawabannya adalah karena saat menulis anda belum total.
Belum curah. Belum cinta mati!
Mungkin anda ragu atau tidak ingin perasaan anda diketahui oleh pengunjung. Sehingga anda berusaha menyembunyikannya.
Setahu saya, tidak ada manusia yang datar perasaan dan suasana hatinya. Hanya saja tidak semua orang mau mencurahkannya. Tentunya dengan berbagai alasan.
Tapi ingatlah. Menulis juga termasuk sebagai karya kreatif, yang lebih dari sekedar merangkai kata-kata biasa. Tanpa ada getaran rasa (greget) yang disusupkan di dalamnya, sebuah tulisan tidak lebih dari susunan kata-kata mati. Pucat tanpa darah. Tanpa gairah.
Hanya tulisan yang hiduplah yang akan terasa nikmat bila dibaca.
Anda boleh berdalih bahwa tulisan anda mengandung informasi dan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Jika itu jawaban anda, jutaan situs berita di dunia maya sudah melakukannya. Blog anda akan kalah bersaing dan tergusur kepinggir dalam percaturan duia maya sangat ketat. Anda harus membangun daya tarik unik dari tulisan anda. Dengan apa? Dengan apalagi kalau bukan dengan sentuhan khas milik anda pribadi.
Pesan saya,
Saat menulis, mengalirlah dengan suasana hati anda. Apapun adanya!
Ketika marah, menulis dengan marah. Tumpahkan segala kemarahan anda. Rasakan bahwa anda memperlakukan kata demi kata sebagai tumbal atas kemarahan anda. Tanpa bisa anda tahan. Tapi begitu begitu tulisan itu selesai, seakan lepas segala beban yang anda rasakan.
Ketika anda begitu bergairah, semangat sedang menggebu-gebu, maka salurkan semua itu dalam tulisan anda. Biarkan pengunung ikut merasakan degup jantng anda. Biarkan mereka tahu bahwa anda betul-betul hidup.
Ketika anda sedang sedih, tulislah kesedihan anda. Bila perlu tulis dengan air mata. Jangan anda lawan perasaan itu. Itu hanya akan menyumbat aliran darah mental anda. Curahkan saja. Biarkan pengunjung tahu bahawa anda memang seorang manusia yang punya perasaan sedih. Setahu saya, tidak ada seorang manusia yang berhati baja dalam segala cuaca. Bahkan seorang perampok pun juga bisa menangis ketika anak kesanyangannya meninggal. Dan tangis itu, adalah energi terpendam yang bila disalurkan akan membuka tabir pecerahan yang tidak terbayangkan setelah ia ditumpahkan.
Jadi,
Mengalirlah mengikuti suasana hati anda Jangan bersikeras, jangan menyiksa diri membangun sosok pribadi yang kaku dalam tulisan anda. Sosok yang selalu tegar seteguh karang, sosok yang selalu ringan, sosok yang selalu cengeng, sosok yang selalu tegang, sosok yang selalu buram, sosok yang selalu suci, sosok yang selalu dan selalu…
Coretlah kata selalu dalam kamus anda. Karena itu akan menyiksa anda. Karena itu akan menyumbat aliran darah inspirasi anda.
Dan gantilah dengan kata :
Selalu mengalir seiring kemana suara dan suasana hati membawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar