Rabu, 21 November 2012

Three Idiot -_- Part 7


             Suatu hari, Bagus ngajak Dhea jalan-jalan di sekitar taman….

"Dhea, chayank……" Belum sempat Bagus menyudahi kalimatnya, seorang tukang kebun muncul di hadapan Bagus dan Dhea.

"Permisi, Dek… Ada rokok?"

"Maaph, bapaaak… Saya teh bukan perokok. Ada juga tusuk gigi. Mau?"

"Ya udah, Dek… Maaph ganggu…" Tukang kebun itu nyelonong pergi, tapi tetap ga begitu jauh dari mereka.

"Gini, Dhea…" Bagus mencoba membangun kembali suasana yang sempat rusak tadi.

"Ada apa, Gus?"

"Dek, maaph… Ada OBENG?" tanya tukang kebun sekali lagi.

"Pak, ga liat kita lagi ngapain?"

"Lagi ngobrol, dek…" jawab tukang kebun tanpa merasa berdosa.

"Saya sich baru tau ajah, Pak… Kalo ngobrol tuch harus bawa obeng segala !"


"Oh, maaph sekali lagi… Kalo gitu, permisi dek…"

"Yang jauh ya, Pak !!!" seru Bagus.

"Sekali lagi ntu tukang kebun nanya yang ga berguna, gue pastiin besok pagi bakal ada berita seorang tukang kebun terlempar ke tengah jalan, truz keselek taksi !!!!!!" gumam Bagus.

"Tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Dhea.

"Anu… Eng, soal semalam itu, kamu…….."

"Dek, permisi… Maaph, ada OBAT NYAMUK?"

ARRRRRRRGGGGGGGHHHH…!!!!!!!!!!

****

Malamnya….

"Duh… Boring nich… Telpon Dhea ah…" gumam Bagus yang langsung menghubungi Dhea.

"Hallo… Bagus ya? Kenapa?"

"Ga pa pa… Iseng ajah…"

"Kamu lagi ngapain?" tanya Dhea manja.

"Lagi praktek Yoga…"

"Serius? Di mana?"

"Di WC…" jawab Bagus cengengesan.

"Idih… Bagus jorok !!"

"Eh, kenapa kamu bisa suka sama aku?" tanya Bagus yang mulai mengalihkan pembicaraan agar obrolannya sedikit berbobot.

"Yee… Khan kamu duluan yang suka ma aku… Lagian ntu khan udah pernah kita bahas…"

"Iya sich… So?"

"Ya udah… Kamu duluan yang bilang, kenapa suka ke aku? Khan temen-temen loe yang cewe cakep-cakep…" tanya Dhea.

"Cinta ga butuh alasan…"

"Maksudnya?"

"Kalo misalkan Bagus bilang cinta sama kamu karena kamu cantik, terus kalo ada yang lebih cantik, atau suatu hari kamu ketabrak truk kacang ijo dan jadi ga cantik lagi, cinta Bagus bakal pindah donk ke cewe yang lain…" jawab Bagus.

"Iya ya…"

"Kalo Bagus suka kamu karena kamu lucu, terus kalo ada cewe yang lebih lucu dari Aziz, cinta Bagus bakal pindah donk ke cewe itu…"

"He’eh…"

"Bahkan kalo Bagus suka ke kamu karena kamu periang, berkepribadian, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung; cinta Bagus juga bakal pindah lagi donk ke cewe yang punya segala kriteria ntu lebih dari kamu…"

"Iih… Bagus bisa ajah… Eh, udah dulu ya. Dhea dah ngantuk, bobo dulu ya… Lagian ntar pulsa Bagus abiez lho…"

"Ya udah… Met bobo, ya chayank…"

"Bagus juga bobo ya… Have a sweet dream !" pamit Dhea.

"Hah? WET DREAM?"

"Iih, Bagus !! Udah, ah !!"

KLIK !!

****
Di suatu tempat….

"…..??" Bagus terdiam.

"Kenapa, Gus?" tanya Dhea.

"Ah ga, ga… Anu.. Eh, anu… Kamu ga marah?"

"Marah kenapa?"

"Aku.. Aku… Aku khan barusan nyium kamu…" jawab Bagus tanpa berani menatap Dhea, tapi malah menatap bokong tukang kebun yang merangkap provokator yang ditemuinya kemarin.

"Oh… Ya ampyuuun… Aku kira apaan! Aku ga marah kok…" jawab Dhea tersenyum.

"Anying !!!" pekik Bagus spontan saat menyadari resleting celana si tukang kebun yang terbuka, menganga lebar, mirip gerbang keraton Majapahit.

"Kenapa, Gus?"

"Ga… Ga ada apa-apa.. Ituh, Bagus kesel bangedh… Jakarta makin panas dan kumuh ajah ya?" Bagus mencari topik lain, agar Dhea tak menyadari reality show yang tengah diperagakan tukang kebun biadab itu.

"Oh, iya… Aku juga. Banyak orang yang ga sadar bahwa alam ini bukan milik mereka sendiri, tapi juga milik semua makhluk. Kita harus inget, kekayaan alam bukan warisan dari nenek moyang kita, tapi titipan buat anak cucu kita!" jelas Dhea berapi-api.

"Bagus ga nyangka reaksi kamu seantusias itu…" sahut Bagus

"Eh, tapi ‘Anying’ itu apa sich, Gus?"

"Anjing…"

"Apa, Gus?"

"Iya… Anying itu artinya anjing. Kamu tau khan? Kakinya empat, kalo ngegigit rabies, kalo kena jilat harus dibasuh tujuh kali…"

"Bagus !!! Aku ga nyangka kamu bisa ngomong sekasar itu !! Pokoknya Dhea ga mau tau, Bagus harus janji ke Dhea, ga boleh ngomong kaya gitu lagi !!! Janji?"

"Iya… Janji…" jawab Bagus.

Tapi tiba-tiba….

"Dek, permisi… Punya OBENG?" tukang kebun tak bermoral itu tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka masih dengan resleting celana model gerbang keraton Majapahitnya.

"Duh GUSTI…!!!!!!" pekik Bagus saat melihat aksi nista si tukang kebun. Dhea rupanya telat loading. Tak lama kemudian….

"Aaaaaaaaaaaa…!!!!!!!!!!!!" Dhea histeris.

BAK!! BUK!! Dua orang satpam langsung memukul dan membekuk tukang kebun itu setelah mendengar jeritan Dhea.

****

Esoknya, Bagus dan Dhea pergi ke rumah temennya di kota sebelah. Mereka pergi naik bus kota. Mereka sangat menikmati pemandangannya. Melihat hamparan awan yang membentuk berbagai penampakan. Kadang-kadang terlihat seperti buto ijo, ice cream, bulu-bulu hewan yang lembut.

Namun keasyikan menikmati pemandangan Negeri di Awan itu mendadak lenyap, saat sebuah suara yang sepertinya tak asing bagi mereka membuyarkan imajinasinya.

"Permisi, Dek… Maaph, ada OBENG?"

"BIAADDAAAAAAABBBBB !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

***

Alvin ingin membalaskan dendamnya pada Bagus dengan cara mendekati Dhea. Dan Alvin berusaha menjauhkan Bagus dari Dhea. Rencana ini rupanya cukup berhasil. Dhea menjadi dekat dengan Alvin dan jauh dari Bagus.

Suatu hari di sekitar taman, Bagus melihat Dhea jalan  sama Alvin dengan bergandengan tangan. Hal ini membuat Bagus sangat sakit hati, dan merasa kalo Dhea udah ga cinta lagi ma dia.

"GUE GA RELA…!!!!! GUE CEMBURU !!!!!!!!!" teriak Bagus di dalam hati.

Ughh !!!! Kaki Bagus menendang kuat kerikil-kerikil di sekitarnya, dan…

PRANK !!!! Beberapa buah kerikil melayang, kemudian membentur meja kaca sebuah counter HP.

"Heh, anying !!! Ngajak berantem loe ??!!" maki si pemilik counter.

"Maaph atuh, Mas… Bagus ga sengaja. Mas ga tau sich, saya lagi broken heart… " ucap Bagus.

"…..??"

"Coba kalo Mas jadi saya, nyeri Mas…!!! Hikss..Hikss.." ga tau kenapa, Bagus jadi keterusan curhat dan nangis sesenggukan.

"WONG GENDHENG !!!!" rutuk pemilik counter.

"ANJi…!!" Bagus menahan emosi, ingat janjinya pada Dhea untuk tidak memaki orang dengan sebutan binatang. Dhea ga suka itu, ga sopan. Sejak saat itu, Bagus berusaha mati-matian mengganti kata makiannya dengan sebutan selain binatang.

"SAMBEL LONTOONG…!!!!!!" teriak Bagus sekuat-kuatnya.

"Permisi, Dek… Punya OBENG?"

"WUUUUAAAAAAAAA...!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Bagus menangis sejadi-jadinya.

****

Di rumah Bagus….

"Adek !!! Tolong beliin terasi di warungnya Pak Uus !!!!" teriak Maknya Bagus.

Bagus bergegas menuju warung Pak Uus yang jaraknya sekitar dua ratus meter dari rumahnya. Bagus melihat Pak Uus lagi asyik nyeruput teh di warung sayur mayurnya.

"Pak! Kata mak, Bagus disuruh beli obeng !!"

"HAEUB…HEUG! HEUG!" Pak Uus keselek cangkir teh. "Apa, Gus?" tanya Pak Uus kemudian.

"Obeng, seiketnya berapa?"

"HAEUB…HEUG! HEUG!" sekarang Pak Uus keselek kol gepeng. "Gus, Pak Uus teh jual sayuran. Ada juga cabe, bawang, terasi, kembang kol, ikan asin, wortel, telur, oncom."

"Obeng…" jawab Bagus tanpa ekspresi, tidak mempedulikan penjelasan Pak Uus.

"Di toko bangunan belinya, blegug…" umpat Pak Uus.

"Obeng…"

"AMPUUNN…!!!!!"

Bagus baru ngeloyor pergi, setelah bikind Pak Uus nyaris gila. Akhirnya Pak Uus minjemin obengnya ke Bagus. Kemudian Bagus pulang.

"Mak, ini…."

"Iya, taruh ajah di dapur… Eh, sekalian ajah masukin ke penggorengan, aduk-aduk…"

"…..??" Bagus sempet bengong, tapi karena otaknya emang lagi bolot, akhirnya ia mengikuti permintaan emaknya.

Selesai melaksanakan tugas dari Emak, Bagus langsung kembali mengurung diri di kamarnya. Beberapa menit kemudian, terdengar teriakan Emak menggemparkan dunia.

"BAGUUUUSSSS…!!!!!!!!! Mana terasinya??! Kamu kira Emak mau masak tumis obeng??!! Heuh?!"

****

Akhirnya Bagus memilih refreshing untuk menenangkan hatinya. Dia mau pergi ke pantai naik bus. Sebenernya, Bagus emang sering mabuk kalo naek bus. Tapi dia berusaha mati-matian menekan rasa mualnya dengan menikmati perjalanannya supaya ga muntah. Melihat pemandangan-pemandangan yang indah.

"Emak, tolong doain Bagus… Duh, Gusti…!!!" mulut Bagus komat-kamit saat busnya mulai berangkat. Dan akhirnya berhasil, Bagus ga muntah.

"Yeah, sukses !!! Bagus ga muntah !!!!" teriak Bagus kegirangan.

"Aduh… Gue kok malu-maluin gini?" ucap Bagus dalam hati.

Tapi tiba-tiba…

"Permisi, Dek… Maaph, ada OBENG?"

"HHUUOOEEEEEEEKK…!!!!!!" Bagus langsung muntah saat menyadari siapa orang di sebelahnya yang akan jadi teman seperjalanan selama di bus.

"Wueh, muntahnya indomie…" komentar salah seorang yang ada di dekat Bagus.

"Biasa, anak kost. Makanan kebangsaannya di muntahin…" (orang laen)

"Yeh, ngledek…" gumam Bagus.

Akhirnya Bagus memutuskan untuk berhenti seketika itu juga. Dia kembali pulang ke rumahnya dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke pantai. Udah ga mood.

Damn!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget