Suatu
hari, Bagus ngajak Dhea jalan-jalan di sekitar taman….
"Dhea, chayank……" Belum
sempat Bagus menyudahi kalimatnya, seorang tukang kebun muncul di hadapan Bagus
dan Dhea.
"Permisi, Dek… Ada rokok?"
"Maaph, bapaaak… Saya teh bukan
perokok. Ada juga tusuk gigi. Mau?"
"Ya udah, Dek… Maaph
ganggu…" Tukang kebun itu nyelonong pergi, tapi tetap ga begitu jauh dari
mereka.
"Gini, Dhea…" Bagus
mencoba membangun kembali suasana yang sempat rusak tadi.
"Ada apa, Gus?"
"Dek, maaph… Ada OBENG?"
tanya tukang kebun sekali lagi.
"Pak, ga liat kita lagi
ngapain?"
"Lagi ngobrol, dek…" jawab
tukang kebun tanpa merasa berdosa.
"Saya sich baru tau ajah, Pak…
Kalo ngobrol tuch harus bawa obeng segala !"
"Oh, maaph sekali lagi… Kalo
gitu, permisi dek…"
"Yang jauh ya, Pak !!!"
seru Bagus.
"Sekali lagi ntu tukang kebun
nanya yang ga berguna, gue pastiin besok pagi bakal ada berita seorang tukang
kebun terlempar ke tengah jalan, truz keselek taksi !!!!!!" gumam Bagus.
"Tadi kamu mau ngomong apa?"
tanya Dhea.
"Anu… Eng, soal semalam itu,
kamu…….."
"Dek, permisi… Maaph, ada OBAT
NYAMUK?"
ARRRRRRRGGGGGGGHHHH…!!!!!!!!!!
****
Malamnya….
"Duh… Boring nich… Telpon Dhea
ah…" gumam Bagus yang langsung menghubungi Dhea.
"Hallo… Bagus ya? Kenapa?"
"Ga pa pa… Iseng ajah…"
"Kamu lagi ngapain?" tanya
Dhea manja.
"Lagi praktek Yoga…"
"Serius? Di mana?"
"Di WC…" jawab Bagus
cengengesan.
"Idih… Bagus jorok !!"
"Eh, kenapa kamu bisa suka sama
aku?" tanya Bagus yang mulai mengalihkan pembicaraan agar obrolannya sedikit
berbobot.
"Yee… Khan kamu duluan yang
suka ma aku… Lagian ntu khan udah pernah kita bahas…"
"Iya sich… So?"
"Ya udah… Kamu duluan yang
bilang, kenapa suka ke aku? Khan temen-temen loe yang cewe cakep-cakep…"
tanya Dhea.
"Cinta ga butuh alasan…"
"Maksudnya?"
"Kalo misalkan Bagus bilang
cinta sama kamu karena kamu cantik, terus kalo ada yang lebih cantik, atau
suatu hari kamu ketabrak truk kacang ijo dan jadi ga cantik lagi, cinta Bagus
bakal pindah donk ke cewe yang lain…" jawab Bagus.
"Iya ya…"
"Kalo Bagus suka kamu karena
kamu lucu, terus kalo ada cewe yang lebih lucu dari Aziz, cinta Bagus bakal
pindah donk ke cewe itu…"
"He’eh…"
"Bahkan kalo Bagus suka ke kamu
karena kamu periang, berkepribadian, baik hati, tidak sombong, dan rajin
menabung; cinta Bagus juga bakal pindah lagi donk ke cewe yang punya segala
kriteria ntu lebih dari kamu…"
"Iih… Bagus bisa ajah… Eh, udah
dulu ya. Dhea dah ngantuk, bobo dulu ya… Lagian ntar pulsa Bagus abiez
lho…"
"Ya udah… Met bobo, ya
chayank…"
"Bagus juga bobo ya… Have a
sweet dream !" pamit Dhea.
"Hah? WET DREAM?"
"Iih, Bagus !! Udah, ah
!!"
KLIK !!
****
Di suatu tempat….
"…..??" Bagus terdiam.
"Kenapa, Gus?" tanya Dhea.
"Ah ga, ga… Anu.. Eh, anu… Kamu
ga marah?"
"Marah kenapa?"
"Aku.. Aku… Aku khan barusan
nyium kamu…" jawab Bagus tanpa berani menatap Dhea, tapi malah menatap
bokong tukang kebun yang merangkap provokator yang ditemuinya kemarin.
"Oh… Ya ampyuuun… Aku kira
apaan! Aku ga marah kok…" jawab Dhea tersenyum.
"Anying !!!" pekik
Bagus spontan saat menyadari resleting celana si tukang kebun yang terbuka,
menganga lebar, mirip gerbang keraton Majapahit.
"Kenapa, Gus?"
"Ga… Ga ada apa-apa.. Ituh,
Bagus kesel bangedh… Jakarta makin panas dan kumuh ajah ya?" Bagus mencari
topik lain, agar Dhea tak menyadari reality show yang tengah diperagakan
tukang kebun biadab itu.
"Oh, iya… Aku juga. Banyak
orang yang ga sadar bahwa alam ini bukan milik mereka sendiri, tapi juga milik
semua makhluk. Kita harus inget, kekayaan alam bukan warisan dari nenek moyang
kita, tapi titipan buat anak cucu kita!" jelas Dhea berapi-api.
"Bagus ga nyangka reaksi kamu
seantusias itu…" sahut Bagus
"Eh, tapi ‘Anying’ itu apa
sich, Gus?"
"Anjing…"
"Apa, Gus?"
"Iya… Anying itu artinya
anjing. Kamu tau khan? Kakinya empat, kalo ngegigit rabies, kalo kena jilat
harus dibasuh tujuh kali…"
"Bagus !!! Aku ga nyangka kamu
bisa ngomong sekasar itu !! Pokoknya Dhea ga mau tau, Bagus harus janji ke
Dhea, ga boleh ngomong kaya gitu lagi !!! Janji?"
"Iya… Janji…" jawab Bagus.
Tapi tiba-tiba….
"Dek, permisi… Punya
OBENG?" tukang kebun tak bermoral itu tiba-tiba sudah berada di hadapan
mereka masih dengan resleting celana model gerbang keraton Majapahitnya.
"Duh GUSTI…!!!!!!" pekik
Bagus saat melihat aksi nista si tukang kebun. Dhea rupanya telat loading. Tak
lama kemudian….
"Aaaaaaaaaaaa…!!!!!!!!!!!!"
Dhea histeris.
BAK!! BUK!! Dua orang satpam
langsung memukul dan membekuk tukang kebun itu setelah mendengar jeritan Dhea.
****
Esoknya, Bagus dan Dhea pergi ke rumah
temennya di kota sebelah. Mereka pergi naik bus kota. Mereka sangat menikmati
pemandangannya. Melihat hamparan awan yang membentuk berbagai penampakan.
Kadang-kadang terlihat seperti buto ijo, ice cream, bulu-bulu hewan yang
lembut.
Namun keasyikan menikmati
pemandangan Negeri di Awan itu mendadak lenyap, saat sebuah suara yang
sepertinya tak asing bagi mereka membuyarkan imajinasinya.
"Permisi, Dek… Maaph, ada
OBENG?"
"BIAADDAAAAAAABBBBB
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
***
Alvin ingin membalaskan dendamnya
pada Bagus dengan cara mendekati Dhea. Dan Alvin berusaha menjauhkan Bagus dari
Dhea. Rencana ini rupanya cukup berhasil. Dhea menjadi dekat dengan Alvin dan
jauh dari Bagus.
Suatu hari di sekitar taman, Bagus
melihat Dhea jalan sama Alvin dengan bergandengan tangan. Hal ini membuat
Bagus sangat sakit hati, dan merasa kalo Dhea udah ga cinta lagi ma dia.
"GUE GA RELA…!!!!! GUE CEMBURU
!!!!!!!!!" teriak Bagus di dalam hati.
Ughh !!!! Kaki Bagus menendang kuat
kerikil-kerikil di sekitarnya, dan…
PRANK !!!! Beberapa buah kerikil
melayang, kemudian membentur meja kaca sebuah counter HP.
"Heh, anying !!! Ngajak
berantem loe ??!!" maki si pemilik counter.
"Maaph atuh, Mas… Bagus ga
sengaja. Mas ga tau sich, saya lagi broken heart… " ucap Bagus.
"…..??"
"Coba kalo Mas jadi saya, nyeri
Mas…!!! Hikss..Hikss.." ga tau kenapa, Bagus jadi keterusan curhat dan
nangis sesenggukan.
"WONG GENDHENG !!!!" rutuk
pemilik counter.
"ANJi…!!" Bagus menahan
emosi, ingat janjinya pada Dhea untuk tidak memaki orang dengan sebutan
binatang. Dhea ga suka itu, ga sopan. Sejak saat itu, Bagus berusaha
mati-matian mengganti kata makiannya dengan sebutan selain binatang.
"SAMBEL LONTOONG…!!!!!!"
teriak Bagus sekuat-kuatnya.
"Permisi, Dek… Punya
OBENG?"
"WUUUUAAAAAAAAA...!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Bagus menangis sejadi-jadinya.
****
Di rumah Bagus….
"Adek !!! Tolong beliin terasi
di warungnya Pak Uus !!!!" teriak Maknya Bagus.
Bagus bergegas menuju warung Pak Uus
yang jaraknya sekitar dua ratus meter dari rumahnya. Bagus melihat Pak Uus lagi
asyik nyeruput teh di warung sayur mayurnya.
"Pak! Kata mak, Bagus disuruh
beli obeng !!"
"HAEUB…HEUG! HEUG!" Pak
Uus keselek cangkir teh. "Apa, Gus?" tanya Pak Uus kemudian.
"Obeng, seiketnya berapa?"
"HAEUB…HEUG! HEUG!"
sekarang Pak Uus keselek kol gepeng. "Gus, Pak Uus teh jual sayuran. Ada
juga cabe, bawang, terasi, kembang kol, ikan asin, wortel, telur, oncom."
"Obeng…" jawab Bagus tanpa
ekspresi, tidak mempedulikan penjelasan Pak Uus.
"Di toko bangunan belinya, blegug…"
umpat Pak Uus.
"Obeng…"
"AMPUUNN…!!!!!"
Bagus baru ngeloyor pergi, setelah
bikind Pak Uus nyaris gila. Akhirnya Pak Uus minjemin obengnya ke Bagus.
Kemudian Bagus pulang.
"Mak, ini…."
"Iya, taruh ajah di dapur… Eh,
sekalian ajah masukin ke penggorengan, aduk-aduk…"
"…..??" Bagus sempet
bengong, tapi karena otaknya emang lagi bolot, akhirnya ia mengikuti permintaan
emaknya.
Selesai melaksanakan tugas dari
Emak, Bagus langsung kembali mengurung diri di kamarnya. Beberapa menit
kemudian, terdengar teriakan Emak menggemparkan dunia.
"BAGUUUUSSSS…!!!!!!!!! Mana
terasinya??! Kamu kira Emak mau masak tumis obeng??!! Heuh?!"
****
Akhirnya Bagus memilih refreshing
untuk menenangkan hatinya. Dia mau pergi ke pantai naik bus. Sebenernya, Bagus
emang sering mabuk kalo naek bus. Tapi dia berusaha mati-matian menekan rasa
mualnya dengan menikmati perjalanannya supaya ga muntah. Melihat
pemandangan-pemandangan yang indah.
"Emak, tolong doain Bagus… Duh,
Gusti…!!!" mulut Bagus komat-kamit saat busnya mulai berangkat. Dan
akhirnya berhasil, Bagus ga muntah.
"Yeah, sukses !!! Bagus ga
muntah !!!!" teriak Bagus kegirangan.
"Aduh… Gue kok malu-maluin
gini?" ucap Bagus dalam hati.
Tapi tiba-tiba…
"Permisi, Dek… Maaph, ada
OBENG?"
"HHUUOOEEEEEEEKK…!!!!!!"
Bagus langsung muntah saat menyadari siapa orang di sebelahnya yang akan jadi
teman seperjalanan selama di bus.
"Wueh, muntahnya indomie…"
komentar salah seorang yang ada di dekat Bagus.
"Biasa, anak kost. Makanan
kebangsaannya di muntahin…" (orang laen)
"Yeh, ngledek…" gumam
Bagus.
Akhirnya Bagus memutuskan untuk
berhenti seketika itu juga. Dia kembali pulang ke rumahnya dan mengurungkan
niatnya untuk pergi ke pantai. Udah ga mood.
Damn!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar