Rabu, 21 November 2012

Three Idiot -_- Part 3

Bagus berjalan agak sedikit berlari menghampiri Rizky dan Rizal. Nafasnya tesengal-sengal.

"Nape sich loe? "

"Iya, muke loe pucat. Kayak abiz ngliad setan aja… " terka Rizal.

"Aduh, jangan ngomong gitu donk…" suara Bagus melemah. "Mungkin gue barusan emang ngliad setan…"

"Haaa…??!" Rizky bergidik.

"Jangan nakut-nakutin donk, Gus…"

"Bener…" suara Bagus bergetar. "Gue tadi khan ke kamar mandi di samping koperasi. Waktu gue masuk sich engga ada apa-apa. Tapi waktu gue mau keluar. Gue denger, dari kamar kecil sebelah, airnya ngucur. Truz…."

"Loe ngliad setan ???" potong Rizky.

"Enggak… Gue ngliad Bu Mariana keluar dari situ. Mukanya khan kayak setan…" jawab Bagus ngakak.

"Sialan…."

"Jayus bener…"

"Hu uh, wong gendheng…"

"Tak kiro tenanan iku. Sampek merinding aku…"

"Iki jane ngomong opo to??"

Mereka bertiga saling berpandangan sambil cengengesan. Tapi tak lama kemudian, seseorang datang ke kelas mereka. Suasana berubah menjadi tak enak.

"Hhh....." Rizky menghela napas.

"Ngapain lagi sich mereka?" gumam Rizal.

"Hey semuanya…!!!" seru Alvin.

"Eh, ada kuda bisa ngomong…" ejek Bagus.

"Heh, gue orang kok…"

"Wah, pasti ada yang salah…" sambung Rizal.

"Oooh, gue tau…" ucap Bagus.

"Tau apa…?" tanya Rizky.

"Yang salah ntu karena kuda berubah jadi manusia… Wah, ini melanggar ilmu antropologi…" jawab Bagus.

"Gue ini bukan manusia buatan…!!!" bantah Alvin.

"Loe ini kuda kek, manusia kek, masa bodoh…!!!" ujar Rizky.

"Kok masa bodoh sich…??!! Kejam sekali…!!!!!!!"

"Loe mau jadi apa kek, terserah… Ngapain loe ke sini segala? Ga penting !!! Jangan sok OK dech loe di depan kita !!!" ucap Rizal.

"Oke…" kata Alvin. "Kita buktiin siapa di antara kita yang paling hebat."

"Boleh…" seru Rizal. "Loe mau apa…?"

"Satu bulan lagi, sekolah kita bakal ngadain Prom Nite…" ujar Alvin.

"Oooooohhhhh... Loe mau tanding main sumo pantat? Atau makan krupuk?" tanya Bagus polos.

"Bukan… Kita, gue, dan loe, Bagus… Harus dateng ke acara itu sambil bawa cewe. Yang ga bawa berarti kalah…"

"Permainan ini ada aturannya. Gue dan Bagus, hanya kita berdua, rebutan satu cewe yang bakal kita ajak ke Prom Nite... "

"Gue ??" tanya Bagus bingung. "Kok…?"

"Ogah, ah… Masa cuman gue ma Alvin doank… Bagus ga mau ikut-ikutan!!!" seru Bagus.

"Kalo loe ga mau ikut, berarti loe bertiga pecundang. Terutama loe, Gus… Loe itu pengecut!!!" kata Alvin.

"Udah, Gus… Loe ikut ajah… Ntar gue bantuin dech nyari cewenya… Dari pada kita di bilang pecundang… Loe mau kita semua di bilang kayak gitu sama dia?" bisik Rizky.

"Pecundang itu apa? Dari mana keluarnya? Dari lubang hidung? "

"Jorok ah… itu ingus tau ?? Eh, tapi pecundang itu apaan ya, Ki? " tanya Rizal.

"Hahahaha, bego kalian … Padahal gue juga ga tau… Udahlah, pokoknya loe ikut ajah, Gus…"

"Ya udah dech… Bagus ikut…"

"Ingat!!! Satu bulan lagi datang ke acara Prom Nite…!!!" seru Devan.

"Jangan ga dateng dan cari-cari alasan yang ga masuk akal…" sahut Dhika.

"Nasib loe di tentukan sama usaha loe sendiri. Ngerti……?!!" kata Alvin

****

Keesokan harinya….

Bagus sama sekali tak bergairah. Ia hanya bermain dengan pulpennya sambil memanyunkan bibirnya. Rambutnya yang setiap hari acak-acakan, hari ini tampak semakin berantakan dan tidak kalah kacaunya dengan wajahnya. Ia murung semenjak kejadian kemarin. Rizky dan Rizal baru menyadari ada makhluk kayak zombi di belakangnya.

"Gus... Loe masih hidup?" tanya Rizky.

"Rizal memanggil Bagus. Ganti." kata Rizal.

"Loe berdua cerewet banget sich…" kata Bagus.

"Yeh... Mang udah dari sononya…" sahut Rizal.

"Bagus bingung banget nich…" kata Bagus.

"Gue juga bingung. Abiez dari tadi loe diem aja, kayak zombi…" ujar Rizky.

"Sampe sekarang gue ga tau apa yang di rencanain Alvin cs buat gue..."

Perhatian Rizky dan Rizal tertuju pada Bagus. Bagus merasa kalo dirinya diperhatikan.

"Hah…? Apa…?" tanya Bagus dengan tampang polos.

"Kayaknya kita ga bisa berharap banyak ama Bagus tentang cewe yang bakal di perebutkan Alvin dan dia. Mesti kita nich yang bergerak. Bukannya merendahkan sich. Tapi.... dilihat dari tampang loe yang.... yaah.... katakanlah bertampang standar plus terlihat polos. Kemungkinan dapet cewe cuman 70 %. Eh kebanyakan 65 % dech…" kata Rizky panjang lebar.

"Masih kebanyakan… Menurut gue 53 %. Gimana, Ki?" tanya Rizal.

"Ga... ga... Tepatnya 47 %...!!!" seru Rizky.

"Sekalian aja 15 %..." sahut Bagus sebal.

"Jangan marah donk…" rayu Rizal.

"Tapi kemungkinan besar loe dapet cewe bisa turun drastis jadi 0 %..." lanjut Rizky.

"Hah?" Rizal melongo.

"Belum puas loe semua ngejelek-jelekin gue?" tanya Bagus cemberut.

"Pertama, loe ga tau tentang cewe yang bakal Alvin ajak ke Prom Nite." kata Rizky.

"BETUL!!!" seru Rizal.

"Tapi mungkin.... Cewe yang diajak Alvin ke Prom Nite  pasti cewe yang di sukainya…"

"BETUL!!!"

"Cewe yang di sukai Alvin pasti cewe yang OK, maniez, gaul, and smart…" ujar Rizky.

"BETUL!!!"

"Dan yang paling parah, lawan loe adalah Alvin…"

"Yupz…" gumam Rizal.

"Sebenernya gue berat mengatakan hal ini. Tapi harus gue akui kalo Alvin itu… lumayan cakep atau sangat ganteng and cool…"

"BETUL!!!"

"Dia ngetop…"

"BETUL!!!"

"Ketua OSIS…"

"BETUL!!!"

"Tajir abiez…"

"BETUL!!!"

"Dan yang jelas, dia lebih pinter deketin cewe dari pada loe…"

"BUEEETULLLL BUUAAANGEEETTTT!!!" seru Rizal.

"AAARRRRGGGHHHHH!!!!!! Kalo loe berdua tau gue separah itu, kasih semangat donk… Jangan jelekin gue terus…" kata Bagus sambil mengacak-acak rambutnya.

"Sekarang loe pikirin dech, cewe mana yang bakal loe mau deketin. Jadi khan kalo loe udah dapet cewe mana yang mau loe deketin, si Alvin jadi ikut deketin cewe itu. Keburu Alvin dah dapet cewenya, truz loe dech yang ikut deketin dia… Malah susah jadinya…" ujar Rizky.

Bagus berfikir sejenak.

"Yessy? Ah, terlalu matre. Gue bukan orang kaya… Devi? Jangan dech… Tomboi banget tuch anak. Bisa-bisa gue di tonjokin teruz... Oliv? Aduh, dia khan kutu buku. Gue ga pinter-pinter amat. Siapa, ya?" jelas Bagus.

"DHEA!!!" seru Rizky tiba-tiba.

Seruan Rizky tadi membuat Bagus dan Rizal kaget. Bagus pun tertegun. "Apa? Dhea? Ga salah?" ucap Bagus dalam hati.

"Dhea gebetan loe dari kelas 1 khan, Gus?" tanya Rizal.

"Kok dia sich? Bagus khan ga berani deketin dia…"

"Yah mau siapa lagi? Pokoknya loe harus PDKT ama dia… Ntar kita berdua bantuin dech…" kata Rizky.

--- TBC ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget