Rabu, 21 November 2012

Three Idiot -_- Part 1


Bagus berlari menuju ke sekolah. Bagus mendadak berhenti. Dia melirik ke arlojinya. "Baru juga jam 07.05… Kok udah di tutup sich? Disiplin banget…" Bagus menggerutu dalam hati.

"GUS !!!"

"Aduh mak…!! Eh..…" Bagus terlonjak kaget saat mendengar namanya di panggil. Bagus pun menoleh. Dia melihat Rizky, teman sebangkunya.

"Duh, Ki… Ngagetin Bagus ajah…"

"Loe telat juga, Gus?" tanya Rizky.

"Bukan telat juga, tapi telat lagi…"

"Gimana nih? Pagar sekolah udah ditutup lagi…" kata Rizky bingung.

"Truz gimana?"

Rizky pun menyandarkan tubuhnya di tembok. Tiba-tiba dia tersenyum, seperti ada yang menyalakan lampu beribu-ribu watt di otaknya. Dia langsung berseru, "TEMBOK BELAKANG SEKOLAH!!!"


"Hah? Kenapa tembok belakang sekolah? Roboh?" tanya Bagus polos.

Rizky pun menarik tangan Bagus, dan berlari menuju tembok belakang sekolah.

"Rizky, kita mau ke mana? Truz ngapain?" tanya Bagus dengan tampang konyol.

"Mau ke mall teruz nge-dugem!!!" jawab Rizky sebal. "Ya mau lompat lah…!!!"

"WHAT?? Lompat?"

"Iya kita…"

"Ki.....kita?"

"Ga, loe ajah sono… Ya iya lah, masa ya iya donk…"
 
Setelah beberapa menit, mereka pun sampai. Lalu Rizky naik duluan, dan akhirnya Rizky pun sampai di bagian atas tembok. Lalu dia menyisir rambutnya yang berantakan dengan tangannya. Kemudian dia berseru, "Gus, ayo naik…!!!"

"Ogah!!! Gue ga mau lompat. Bagus khan takut. Loe tega, Ki…" seru Bagus.

"Loe mau lewat depan? Ketemu satpam? Silaturahmi ke ruang BK?" tanya Rizky.

Bagus terdiam. "Bagus mau lewat depan ajah dech…" Dia membalikkan badan dan berlari menuju gerbang sekolah. Rizky hanya geleng-geleng kepala.


Setelah menunggu kira-kira 10 menit, akhirnya Bagus pun kembali. Dia berlari dengan wajah yang merah.

"Gile tuch anak…" sahut Rizky sambil tertawa. "Wajahnya ancur, larinya juga pincang. Abiez di hajar massa kale? Atau jangan-jangan, dia kejar-kejaran sama satpam?"

"Aduuuuuuuhhhh….. Gue cape banget…" sahut Bagus. Akhirnya ia memanjat tembok, di bantu dengan Rizky.

Mereka lalu berlari ke dalam sekolah. Sesekali menengok ke kanan ke kiri. Mereka berhasil mencapai kelas tanpa di ketahui oleh siapa-siapa, bahkan ibu kantin sekali pun.

"Aduh, panas ya... Mana banyak ojek... Engga becek lagi…" kata Bagus sambil melap keringat di dahinya.

"Eh, liat tuch… Pintu kelas kebuka…!!!" seru Rizky lega.

"So?" tanya Bagus.

"Jam pertama pelajaran Matematika. Kalo pintu kebuka, berarti Bu Ayu belum masuk kelas, atau sedang keluar kelas…" jawab Rizky.

"Itu Bu Ayu!!!" seru Rizky ketika mereka sudah sampai di depan kelas.

"Ha? Mana? Dia keliatan cantik ‘n sexy ga?" tanya Bagus dengan penuh semangat. Bu Ayu memang terkenal sexy dan cantik di sekolah.

"Yeeee…. Bu Ayu ga bakal keliatan cantik kalo tau ada muridnya yang telat…!!!" seru Rizky.

****

"Aahhhhhh......... Capeknya…" kata Bagus.

Bagus memutar tubuhnya hingga menghadap ke belakang, dan dia tertarik pada Rizal yang tampak sibuk.

"Loe ngapain, Zal…?" tanya Bagus heran.

"Dia lagi sibuk nulis surat." kata Rizky sambil menengok juga ke belakang.

"Surat?" tanya Bagus dengan tampang polos plus terlihat konyol.

"Yupz…"

"Surat?" Bagus bertanya lagi dengan tampang yang lebih konyol dan polos.

"Huaaahahahahahaha..... Surat? Helloooo, pa kabar dengan teknologi? Gile loe, Zal..!!!" seru Bagus sambil terus tertawa.

"Loe sekarang ga hidup di jaman Belanda. Kasian Einstein udah susah-susah bikin telepon. Eh loe malah masih pake teknologi jadul. Email khan ada. SMS kek minimal…"

"Bagus…" kata Rizky sabar dan dengan nada yang bijaksana. "Einstein ga ada hubungannya ama telepon…"

"M...maksud gue Thomas Alfa Ed..."

"Itu penemu lampu..." potong Rizky.

"Oooo... Picasso..?"

"Dia pelukis…"

"God Bless…?"

"Itu nama Band…"

"Leonardo de Caprio…?"

"Dia bintang film..." jawab Rizky yang udah mulai ga sabar.

"Masa Alexander sich...?" tanya Bagus.

"Itu baru bener…" jawab Rizky.

"Alexander siapa dulu…?" Rizal tiba-tiba bertanya.

"Alexander Yang Agung…" jawab Bagus dengan polos.

"AAARRRGGGHHHH…!!! Itu sih bukan..." kata Rizky gemes. Dia heran kenapa Bagus bisa sampai tingkat SMA kalo penemu telepon ajah dia ga tau.

"Ah, tau ah...!!!" seru Bagus. Dia kembali melirik Rizal. "Loe nulis surat apaan?"

"Itu surat dari penggemarnya…" sahut Rizky sambil memainkan ponselnya.

"Wueeeeeeeee…." kata Bagus tiba-tiba. "Loe main di film apa? Atau sinetron? Jangan-jangan loe dah ngeluarin album, ya?"

"Album foto kaleeeeeee…" kata Rizky.

"Apaan sich… Ini tuch surat ga jelas tau…"

"Kalo ga jelas, ngapain loe bales?" tanya Bagus.

"Wah, gue rasa loe mesti denger cerita Rizal yang kemarin dech…" kata Rizky.

"Should I…?" tanya Bagus ragu.

"Menurut Rizal, kalo dia ga bales ntu surat-surat, dia bakal kena kutukan…"

Bagus terdiam. Dua detik kemudian, dia tertawa terbahak-bahak.

"Kutukan? Ga salah? Tadi surat sekarang kutukan. Loe dateng dari masa lalu, ya…?" tanya Bagus dengan wajah konyol.

"Heh, gue nich orang modern tau… Liat nich gaya rambut gue. Nich HP gue pake kamera, ada MP3nya. Dan gue ga boong soal kutukan…"

"Zal, sugesti ajah kale…"

"Emang kutukan apaan sich? Berubah jadi cowok ganteng?" tanya Bagus.

"Emang sekarang tampang gue ancur gitu?" tanya Rizal sewot.

"Gue khan dah bilang, sugesti ajah kale…" kata Rizky.

"Yeeee... Ngapain bawa-bawa ratu dangdut segala?" tanya Bagus heran.

"Hah?" Rizal melongo.

"Ratu dangdut apaan?" tanya Rizky.

"Itu tadi... Sugesti…"

"Sugesti? Ratu dangdut? Ga nyambung ah…" kata Rizal sambil berpikir.

"Itu… Elvi Sugesti…" jawab Bagus.

"Yeeee… Ratu dangdut mah Elvi Sukaesih, bukan Elvi Sugesti…" kata Rizky.

"Ooo, kalo gitu gue salah jawab kuis donk…" kata Bagus dengan tampang polos.

****


Wuuuuzzzzz........ Gerakan Rizky secepat kilat. Nyaris tak terdengar.

"..........?" Bu Ayu berhenti sejenak. Dia menoleh, lalu kembali meneruskan langkahnya menuju Toilet Wanita dengan membawa baju ganti di tangannya.
 
Wuuuuuuuzzzzzz….... GUBRAK!!!!!! Nah kalo yang ini Bagus.

"..........?" Bu Ayu kembali menoleh. Kali ini dia kaget. Baju ganti yang di bawanya terjatuh.

"Siapa, ya…?" tanya Bu Ayu bingung.

"Kuuuucccccciiiiieeeeennngggg....." jawab Bagus dengan bahasa kucing ilmiah yang baik dan benar.

Entah karena kaget yang luar biasa, Bu Ayu percaya saja. Lalu dia membungkuk mengambil baju gantinya yang terjatuh di lantai. Adegan ini jelas-jelas memperlihatkan tubuh seksi Bu Ayu. Lalu Bu Ayu kembali melanjutkan jalannya ke Toilet.

"Rizky, tolongin donk… Sakit nich…" rintih Bagus.

"Sssstttttt... Bawel loe, Gus… Udah ayo, jangan sampe kita ketahuan sama Bu Ayu." kata Rizky.

Setelah sampai di Toilet Wanita, Rizky menyiapkan handphone cameranya. Dia tersenyum kepada Bagus.

"Kita mesti cepet nich…" kata Rizky.

"It's show time…" bisik Bagus.

Rizky pun menaiki tong sampah. Tidak beberapa lama, dia terjatuh. GUBRAK!!!!!!!

"Heh, ngapain kalian di sini..?" tanya Bu Ayu kesal.

"Aaaa.... aaaaa... aa... aaanuuu... Bu... Kita…Kita mau tanya soal matematika.. Yang ini nih Bu…" Rizky mengalihkan perhatian.

"Iya Bu… Kita masih bingung…" sambung Bagus.

Rizky dan Bagus hanya cengar cengir. Sementara Bu Ayu memperlihatkan wajah kesalnya.

***
Rizky dan Bagus kini berada di ruang BK. Mereka terdiam. Di hadapan mereka, kini ada Bu Buraidah, guru BP di sekolah. Panggil saja dengan sebutan Bu Bur.

"Rizky!!! Bagus!!! Kalian sudah sangat keterlaluan!!! Bu Ayu khan guru kalian, ngapain pake diintip segala? Mengintip itu perbuatan yang sangat berbahaya, tau tidak? DANGEROUS !!!"

"Apanya yang bahaya, Bu? " tanya Rizky.

"Kalo misalnya waktu kalian ngintip, mata kalian dicolok ama setan gimana? "

"Ya sebelum itu kita colok dia ajah duluan…" jawab Bagus nyante.

"Cukup!!! Diam kalian!!!" bentak Bu Bur. "Sekarang jelaskan kepada saya, apa motivasi kalian untuk melakukan tindakan mengintip Bu Ayu?"

"......." Rizky hanya terdiam.

"......." Bagus juga ikut diam.

"Ayo jelaskan!!! Kenapa kalian diam saja?" tanya Bu Bur.

"Tadi Ibu bilang kita di suruh diem…" jawab Rizky.

"Betul, Bu. Saya saksinya, dan hasil terakhir check up kesehatan, kata dokter, gendang telinga dan susunan saraf pendengaran saya masih normal kok, Bu…" jawab Bagus.

"ARRGGHHHH!!! Sudah, sudah… Sekarang kalian harus jawab pertanyaan saya tadi. CEPET!!!"

"Bu…" Rizky mengacungkan tangannya. "Jawabannya harus dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesuai EYD…"

"Bu, di kumpulin sekarang atau di jadiin PR?" tanya Bagus polos.

"Kalian ini!!! Jawab sekarang juga!!! Jangan ada yang nyontek, dan awas kalo kalian bohong, Saya akan panggil petugas patroli hutan ke sini!!!"

"Buat apaan, Bu…?" tanya Bagus.

"Nyunat perkutut kalian sampai habis. Pake gergaji mesin…" jawab Bu Bur sebal.

Rizky dan Bagus langsung menutup mulut mereka sambil menunduk ke bawah memastikan apakah resleting celana mereka masih berfungsi dengan baik.

"Sss…saya cuman iseng, Bu…" jawab Rizky.

"Kalo saya cuman ikut-ikutan doank, Bu…" jawab Bagus.

"KALIAN BERDUA!!!!! KELUAR SEKARANG JUGA DARI RUANGAN SAYA!!!!!!!!!!!!!!!"

Rizky dan Bagus langsung keluar dan lari sejauh mungkin dari tempat itu.

"Gila… Bu Bur serem banget…" kata Rizky setelah mereka sampai di kelas.

"Kalo kita tadi ga cepet keluar, ancur dech kita… Eh, Rizal mana ??" tanya Bagus

"Ga tau… Di kantin mungkin…" jawab Rizky.

"Ya udah, kita ke kantin ajah, yuk…" ajak Bagus.

****

Sesampainya mereka di kantin, mata mereka mencari-cari Rizal. Dan di seberang meja pojok, di situ lah Rizal menetap.

"Itu Rizal… Kita samperin, yuk…" ajak Rizky.

Rizal sedang asyik mengamati gumpalan kenyal di antara telunjuk dan jempolnya.

"Zal, loe lagi ngapain sich?" tanya Bagus yang dibarengi dengan Rizky yang duduk di sebelahnya Rizal.

Rizal melirik Bagus sekilas. Lalu dia kembali menatap benda aneh di tangannya itu dengan serius.

"Gue heran, Gus… Nich benda aneh banget. Bentuknya kayak plastik, tapi pas gue pegang kok kayak karet, ya…?"

"Masa sich? Coba sini gue liat…" Bagus pun mengambil benda aneh itu dari tangan Rizal. Lalu dia mengamatinya dengan serius, tapi dengan tampang yang konyol. Membuat Rizky dan Rizal menahan tawanya.

"Aneh khan?" tanya Rizal dengan tawa yang di tahan.

"Bener juga loe, Zal… Dapet dari mana nich loe benda aneh?" tanya Bagus.

"Dari idung gue....." jawab Rizal cengengesan.

Bagus terdiam sejenak sambil berfikir tentang apa yang sedang terjadi. Dua detik kemudian.....

"Sialan loe… Nich upil loe donk…" seru Bagus.

"Bukan, bukan… Itu sejenis jamur kuping dari Belanda. Hehehehe… Sumpah… pocong di sekolah…" kata Rizal sambil mengacungkan kedua tangannya.

"Nich!!! Loe makan tuch jerih payah loe sendiri…" Bagus dengan kesal menyodorkan secara kasar benda aneh itu ke mulut Rizal. Rizal pun gelagapan.

"Puih...  Hhhuuuuuoooooeeeeekkkkkk…."


--- TBC ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget